Senin, 05 Mei 2008

IKUT PINDAH KE WORDPRESS

DEAR FRIENDS...................BLOG SAYA PINDAH KE : http://desanur.wordpress.com
Ikutin friends yang pada pake wordpress yang kelihatan lebih kerennnn..........
Kita pindah discuss ke blog saya yang baru....ochee

Regards,
de Sanur

Rabu, 09 April 2008

The REDS, The BLUES, moncer....................



Kiap, kiap, kiap........tapi puas.............
Walaupun kemaren malem baru tidur jam 12 kurang setengah, tapi karena panggilan jiwa bola maniak tidak terelakkan. Kebiasaan pipeace jam 2-3 pagi sangat berguna bagi penggemar bola seperti saya ini. TV yang full idup walau ditinggal mendengkur juga jadi salah satu strategi agar tidak ketinggalan tontonan bermutu liga champion eropah. Dan hasilnya emang top markotop..... Dua pertandingan bola live on RCTI sangat memuaskan, permainan berlangsung seru tidak ada partai tambahan tinju, karate, sumo (saling dorong), kungfu, dan pencak silat seperti pertandingan sepakbola di Indonesia.

Permainan berlangsung seru dari menit ke menit.....disini saya mau review duel Liverpool vs Arsenal.
Pada menit-menit awal dan hampir keseluruhan babak pertama pertandingan lebih sedikit dikuasai oleh Arsenal, dengan gol pembuka yang dibuat oleh Diaby melalui bola tiktak satu dua yang menerobos pertahanan the Kops yang lengah dikawal Xabi Alonso. Tendangan kerasnya membentur kaki Pepe Reina namun tetap gol.....Liverpool 0 - Arsenal 1.

Punggawa Liverpool yang merasa kecolongan mulai menekan pertahanan Arsenal melalui kombinasi umpan-umpan panjang dengan target Peter Crouch sebagai tiang pantul untuk bisa diteruskan Fernando Torres maupun Dirk Kuyt. Serangan the Reds akhirnya berbuah manis, lewat set piece tendangan pojok yang matang dari sang kapten Steven Gerard memuluskan si bek jangkung Sami Hyypia untuk menceploskan bola dengan kepalanya setelah menipu gerakan Phillipe Sanderos dan tidak terjangkau oleh Michel Almunia kiper Arsenal, Liverpool 1 - Arsenal 1. Setelah gol ini pertandingan tambah seru, tapi hingga pluit rehat berbunyi skor tetap 1-1.


Babak kedua drama sesungguhnya terjadi. Di Babak ini Liverpool lebih menggencarkan serangan ke pertahanan Arsenal, dan hasilnya walaupun dijaga dengan ketat oleh Gallas & Troure akan tetapi membiarkan Torres menguasai bola di kotak penalti berarti gol akan terjadi. Dan benar saja dengan sedikit keeping bola yang yahud, tendangan kaki kiri Torres yang terarah ke pojok atas gawang, maka terjadilah gol yang membuat seisi stadion Anfield bergemuruh menyambut gol tersebut, Liverpool 2 - Arsenal 1.

Keluarnya Matthiew Flamini akibat cedera sebagai gelandang jangkar the Gunners sangat merusak irama serangan Arsenal. Akibatnya serangan Liverpool makin gencar. Namun ditengah gempuran yang bertubi-tubi, dan akibat tendangan S. Gerard yang tidak kena, bola direbut oleh satu-satunya pemain asli Inggris di Arsenal pada pertandingan tersebut yaitu Theo Walcott, dan dengan kecepatan driblingnya melewati hadangan beberapa pemain Liverpool menjadi proses awal terjadinya gol. Setelah melewati hadangan lawannya dengan umpan yang cantik, Emmanuel Adebayor tinggal menceploskan si kulit bundar ke gawang Reina tanpa bisa ditepis, Liverpool 2 - Arsenal 2.

Penyamaan skor 2-2 oleh Arsenal pada menit ke 84, tidak membuat Liverpool bingung. Dengan semangat Anfield, terjadilah tendangan penalti (yang berbau kontroversial) akibat dilanggarnya Ryan Babel yang baru masuk di akhir babak 2, maka wasit dari Swedia menunjuk titik putih yang diselesaikan dengan sempurna oleh Steven Gerard lewat tembakan keras ke pojok atas kanan gawang yang dijaga Almunia (walau arahnya diketahui), Liverpool 3- Arsenal 2.

Merasa terpojok Arsenal meningkat intensitas serangan akan tetapi serangan frontal mengakibatkan bolongnya pertahanan Arsenal, lewat serangan balik umpan Dirk Kuyt disambut Ryan Babel untuk didribling melewati hadangan Cesc Fabregas dan dengan sontekan yang keras dan menipu maka tamatlah perlawanan the Gunners. Liverpool 4 - Arsenal 2. Dengan agregat 5-3 Liverpool pun maju ke semifinal menghadapi wakil EPL lainnya yaitu Chelsea.


Dipertandingan tunda Chelsea menghentikan sensasi wakil Turki yaitu Fenerbache dengan skor 2-0, walau kalah 1-2 sewaktu pertemuan pertama di Istambul, Chelsea main brilian untuk memenangkan pertandingan. Lewat sundulan Michael Ballack dan sontekan Frank Lampard, membuat Chelsea maju ke semifinal menantang Liverpool.

Pertemuan disemifinal ECL antara 2 wakil EPL ini sangat menarik untuk ditunggu! mampukah Chelsea menuntaskan dendamnya di ECL sebelumnya kepada Liverpool atau rekor kekalahan the Blues akan makin panjang saat menghadapi the Reds di laga ECL.
Kita tunggu.



Bali, 9 April 2008

Kamis, 03 April 2008

Beli Bensin Antre...Antre...Antre....

Pagi ini saya berangkat ke tempat kerja, setelah anter anak ke TK trus ke Bank transfer uang makan dan service charge staff.......saya lirik amper bbm motor karisma merah ferari kotor dan butut saya, 'wah mo habis neh'.....tinggal 2 strip, kemudian saya cari jalan tersingkat menuju ke By Pass cari POM Bensin yang saya yakini masih jujur pegawainya seperti; suwung kauh dekat pertigaan pedungan sesetan dan by pass suwung kauh milik pak Rudana kolektor seni. Saya selalu berusaha beli bensin ditempat ini kalau tidak kepepet (kehabisan sekalee). Dari pantuan saya, petugas pengisi BBM nya selalu mulai angka nol dan ngisi bensinnya tidak sampai ditumpahkan (betul2 sampai tetes terakhir...)

Pas sampai dekat Pom Bensin yang pertama saya terjebak macet. Ada apa rupanya (pikir saya). Makin dekat terlihat kalau kemacetan itu disebabkan banyak kendaraan baik roda 2, 4, 6, (kayak himpunan bilangan genap saja) yang antre untuk beli BBM. Beh, tumben nih saya terkena antre itu terlintas dalam benak saya, saya lirik lagi amper BBM motor saya.....ternyata masih cukup untuk ke arah Pom Bensin ke-2.

Begitu tiba didekat Pom Bensin yang ke-2, ternyata eh ternyata sami mawon......antre panjang juga....karena saya malas antre plus tau keiritan motor Honda (walau beda setetes..kayak iklan TV saja), jalan saja lanjut ke kantor. Dan bersyukur sampai kantor masih sisa untuk pulang nanti berburu BBM terdekat (walau bersiap-siap untuk dicurangi...yang kata pegawainya untuk beli permen).

Saya jadi teringat berita pagi di TV dan Berita Koran Online, orang-orang di pulau lain di luar Bali ada yang antre beli Minyak Goreng, Minyak Tanah, Beras (seperti pada photo diambil dari jawapos hari ini), dan Elpiji selain Bensin tentunya. Muncul dipikiran saya, kapan ya negara saya tidak lagi menjadi negara Bebek (antre...antre...antre...) untuk membeli kebutuhan pokok rakyatnya, padahal sejak eSDe dulu kita dijelali pernyataan bahwa negara kita kaya akan kekayaan alam yang gemah ripah lohjinawi....(saja nto de???). Beras impor dari thailand dan vietnam, BBM dari Arab, kedelai dari Amerika, Susu dari Australia, dan masih banyak lagi kalau disebutkan. Kita yang kecil ini hanya bisa berharap tanpa pernah terwujud.......kacian deh gua!!!!

Bali, 03 April 2008

Siapa Yang Harus Melestarikan Seni Bali?

Siang ini sehabis saya posting, saya harus segera pulang ke rumah. Untung saya punya bos yang ngerti dengan kegiatan sosial karena beliau sendiri orangnya senang kegiatan sosial, saya bisa ijin pulang yang penting kerjaan sudah beres. Kemarin sore, bapak kasi tau kalau besok jam 4 sore "megambel" angklung, ada krama banjar yang "ngajum" ngiring ngaben di Griya karena terbatas biaya.

Yang punya acara adalah saudara kandung dari yang meninggal, kebetulan yang meninggal adalah kakaknya yang "truling (truna lingsir/ bujang lapuk)" dan sudah meninggal sekitar enam bulan yang lalu. Karena belum ada biaya, maka hanya dikubur saja dulu (mekingsan ring setra).


Krama banjar yang akan diaben ini adalah anggota sekaa angklung di banjar saya. Walaupun kemampuan megambelnya kurang tapi kakek ini sangat rajin datang latihan ke banjar, dan kalau ada megambel di upacara ngaben krama banjar yang lain, pasti selalu hadir.


Sebenarnya sedih juga salah satu sekaa angklung di banjar saya meninggal karena akan sulit sekali untuk mencari penggantinya. Anak-anak muda sekarang (termasuk yang di banjar saya) sangat sulit untuk diajak mesekaa gambelan, mereka lebih tertarik untuk dengan musik modern. Kata mereka sekaa angklung hanya bagi yang sudah menikah dan tua-tua saja.
Sangat sedih rasanya mendengar pendapat anak muda di banjar saya kalau berkesenian Bali tidak terlihat modern, mereka tidak sadar kalau kemoderenan yang sekarang mereka nikmati adalah karena adanya seni budaya Bali yang disukai oleh para turis asing untuk datang ke Bali. Karena seni budaya Bali lah yang menyebabkan pariwisata di Bali maju pesat berbeda dengan daerah lain di luar Bali yang juga mengharapkan pemasukkan dari dunia pariwisata tapi kesenian daerahnya mati tidak ada generasi penerusnya (sangat jarang ditemui).

Saya tidak mau kesenian Bali akan mati ditelan jaman seperti kesenian di daerah Indonesia lainnya. Besar harapan saya kalau penduduk asli Bali yang berpendidikan tinggi mempunyai kepedulian terhadap kesenian daerahnya. Bisa dimulai dari memotivasi dan ikut serta sekaa seni Bali di Banjarnya masing-masing. Kita tidak memerlukan pendapat-pendapat dari pakar-pakar yang hanya pandai bersilat lidah, tapi sangat diperlukan disini adalah kepedulian yaitu dengan cara ikut serta menjadi sekaa kesenian di banjarnya masing-masing agar tetap hidup dan lestari.


Saya yakin kalau orang-orang Bali apalagi yang pernah mengecap pendidikan tinggi pasti bisa berkesenian Bali, karena orang Bali dilahirkan dengan darah seni yang kental. Kalau ada kemauan pasti mampu melakukannya.


Beh sudah jam 12.30 siang, mau makan siang dulu sudah joget nih perut. Belum lagi perjalanan pulang dari nusa dua ke sanur sekitar 45 menit jaraknya. Pulang dulu neh, mau megambel........


Bali, 2 April 2008

Sabtu, 22 Maret 2008

Pilkada Bali yang Shanti, Shanti, Shanti


Bursa calon gubernur Bali sudah kian panas. Lobi-lobi dan manuver-manuver telah dilakukan baik oleh calon itu sendiri maupun team suksesnya masing-masing. Sampai saat ini baru secara resmi ada 3 pasangan calon gubernur dan wakilnya. Beliau-beliau tersebut adalah:
1. Pastika-Puspayoga dari PDIP

2. Budi Suryawan-Suweta dari Golkar & Koalisi

3. Winasa-Alit Putra dari Koalisi Kebangkitan Bali


Masing-masing cagub & cawagub tersebut diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kampanye atau propaganda tentang program-program yang akan mereka jalankan apabila terpilih nanti sudah sangat sering disampaikan baik lewat surat kabar, radio, televisi, baliho, pamflet maupun yang terkini melalui internet.


Kita sebagai masyarakat Bali tidak mempermasalahkan karena itu merupakan kiat-kiat mereka untuk mendapatkan suara dalam Pilkada nanti asalkan kampanye mereka tersebut masih bersifat tidak menimbulkan polemik dan kekisruhan di masyarakat Bali. Kita yakin mereka yang tersebut diatas tidak akan melakukan Black Campaigne karena tokoh-tokoh diatas kita sudah tahu komitmennya terhadap Bali. Mereka tidak akan melakukan perbuatan yang dapat merusak citra Bali yang mereka sangat cintai baik secara nasional maupun internasional.

Kita disini sebagai bagian terkecil dari masyarakat Bali sangat mengharapkan Tokoh-tokoh tersebut diatas mampu mengendalikan massanya apabila mereka tidak menjadi pemenang dalam pilkada nanti.

Siapapun yang nanti akan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, kita berharap mampu menyelesaikan banyak sekali permasalahan yang masih belum terselesaikan selama ini seperti; Penyediaan Lapangan Kerja, Perbaikan Infrastruktur dan Prasarana Umum, Kepedulian terhadap Seni Budaya, Sosial, Pendidikan, Teknologi dan termasuk sektor Olahraga dengan menambah anggaran APBD di bidang-bidang tersebut sehingga bisa lebih maju. Dan yang paling utama adalah penataan sektor pariwisata yang sudah menjadi urat nadi perekonomian masyarakat Bali, sehingga mampu lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali.


Seorang Gubernur Bali kedepannya harus mampu menjadi seorang CEO dengan kemampuan mengelola Bali yang bisa lebih memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya tanpa harus menghilangkan unsur adat, sosial dan seni budaya yang menjadi warisan leluhur dari Masyarakat Bali.


Jadi siapapun yang menjadi pilihan masyarakat Bali nanti, kita berharap unsur Menyame Braya tetap dikedepankan sehingga Pilkada nanti bisa menjadi pilkada yan
g Shanti, Shanti, Shanti.


Bali, 22 Maret 2008

Selasa, 11 Maret 2008

Nyepi yang Sipeng


Nyepi datang lagi, tiap tahun rutinitas perayaan Nyepi selalu dilakukan di Bali. Makin tahun makin baik pelaksanaannya, walaupun masih ada beberapa kekurangan pada saat Ngerupuk maupun pada hari H-nya Nyepi, seperti; perkelahian antar pengarak ogoh-ogoh yang berlatarbelakang dendam lama dibumbui oleh miras, dan juga bentrokan antar banjar. Besar harapan saya Nyepi tahun ini betul-betul sipeng, nggak ada lagi perkelahian atau bentrokan yang melibatkan massa, himbauan saya (kalau didengar) malu-lah sebagai orang Bali yang ramah kalau sampai terjadi lagi perkelahian atau bentrokan masal karena itu bukan sifat orang Bali. Pada saat BOM Bali I, kita tidak terprovokasi untuk menyerang atau bentrok dengan masyarakat dari luar Bali, apalagi dengan saudara sendiri. Ingat slogan Menyame Braya, Saling Asah Saling Asuh dan Tat Twam Asi. Arak Ogoh-ogoh dengan seni dan keramaian serta meriah, No Anarkis & No Drunk, semoga Bali tetap Shanti, Shanti, Shanti………………………..

Hari ini 3 hari setelah Nyepi, kalau tidak salah informasi (info terakhir ternyata ada 1 kejadian di Patemon Seririt, beh sedih juga mendengar itu), selama Nyepi kali ini tidak ada sesuatu yang saya takutkan terjadi. Antisipasi kejadian tahun lalu membuat para aparat dan pihak yang berwenang menjadi siaga dan antisipasi (sedia payung sebelum hujan) dengan lebih berkonsentrasi menjaga keamanan daerah-daerah yang rawan konflik. Tapi saya sangat berharap hal tersebut diakibatkan kesadaran masyarakat Bali sepenuhnya untuk mengamankan perayaan Nyepi. Ini demi kepentingan siapa juga, kalau segala sesuatu berjalan lancar dan aman kan yang mendapat timbal baliknya masyarakat Bali sendiri. Para wisatawan menjadi semakin ramai berkunjung dan pendapatan masyarakat Bali termasuk saya juga semakin lancar...........

Semoga Bali tetap Shanti, Shanti........

Bali, 10 Maret 2008

Kamis, 07 Februari 2008

Bazar, Warung Amal, & Galungan

Mendekati akhir bulan Januari 2008 ini, masyarakat Hindu di Bali disibukkan dengan kegiatan perayaan hari besar dalam Agama Hindu di Bali yaitu Hari Raya Galungan dan Kuningan. Makna perayaan yang jatuhnya setiap 6 bulan sekali menurut perhitungan kalender Bali sudah sangat akrab kita dengar yaitu kemenangan Dharma melawan Adharma atau dalam bahasa umumnya yaitu merayakan kemenangan kebaikan melawan kejahatan.

Pemaknaan hari raya Galungan ini sangat terkait dengan kegiatan ritual masyarakat Hindu Bali. Dalam perayaan ini mereka mengucapkan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas karunia yang telah mereka terima selama 6 bulan. Ucapan syukur ini diwujudkan dengan segala persembahan yang mereka buat dalam perayaan tersebut. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat Hindu Bali pada perayaan ini pula mereka tidak akan lupa juga mengucapkan syukur kepada para leluhur yang telah menjaga dan memelihara mereka sehingga mereka ada pada masa sekarang ini.


Segala perayaan Galungan & Kuningan dengan maknanya yang begitu suci bagi umat Hindu Bali sepertinya agak terusik dengan adanya kegiatan yang bisa dikatakan sedikit menyimpang dengan makna dasar perayaan Galungan & Kuningan. Kegiatan yang dulunya bernama Warung Amal dan sekarang lebih dikenal dengan Bazar itu selalu muncul pada saat akan menjelang perayaan Galungan & Kuningan, dengan durasi sekitar 1 minggu. Pada awal mulanya kegiatan ini adalah wujud ekspresi kreativitas anak-anak muda yang tertampung dalam organisasi sekaa teruna untuk memeriahkan hari raya Galungan dan Kuningan dan juga mengisi hari libur sekolah mereka.

Kegiatan Bazar atau Warung Amal ini mereka lakukan untuk mencari dana untuk membiayai kegiatan atau kreativitas para muda-mudi di Bali. Mereka menjual makanan dan minuman yang merupakan racikan atau dimasak sendiri oleh mereka. Para warga atau masyarakat sekitar akan dengan sukarela berbelanja ke warung amal tersebut. Akan tetapi kegiatan yang cukup positif ini lama kelamaan menjadi sesuatu yang berefek negatif dan tak jarang menimbulkan polemik di Masyarakat di Bali.
Entah siapa yang memulai, kegiatan Warung Amal berubah nama menjadi Bazar lebih banyak diisi oleh pesta miras terutama Bir dan masakan yang dijual sangat menoton dan bukan merupakan hasil dari racikan atau masakan muda-mudi tersebut, seperti menu ayam atau ikan lalapan dan sate gule kambing. Bahkan Bazar muda-mudi ini kesannya hanya menghidupi pedagang-pedagang makanan yang bukan dari masyarakat Bali tapi dari pendatang, pada intinya kegiatan ini lebih menguntung para pedagang dari pendatang luar Bali.

Dibeberapa tempat di Bali, Bazar yang diadakan oleh para muda mudi ini lebih berpotensi terjadinya konflik antar pemuda dikarenakan pengaruh alkohol. Sering kita lihat dan dengar setiap Bazar pasti terjadi perkelahian. Hal ini sangat mempengaruhi penilaian masyarakat luar terhadap masyarakat Hindu Bali. Mereka akan menyangka kalau kegiatan yang dimata mereka dan juga semua agama adalah dilarang, merupakan adat dan kebiasaan masyarakat Hindu Bali yang biasa dan diperbolehkan.


Sebagai bagian dari masyarakat Hindu Bali, sudah saatnya kita mulai sadar bahwa kegiatan seperti Bazar tersebut harus diluruskan kembali pengertiannya dan maknanya agar kembali seperti pada saat awal dicetuskan oleh para generasi terdahulu. Kita tidak boleh hanya menyalahkan dan mengkambinghitamkan para muda-mudi, akan tetapi mulai saat ini para tokoh atau tetua desa mulai memperhatikan dan mengarahkan kegiatan kreativitas muda-mudi di lingkungan Banjar mereka agar ke arah yang positif. Kita ingin segala kegiatan seperti Bazar atau Warung Amal tidak mengubah makna Hari Raya Kemenangan Dharma melawan Adharma menjadi hal yang sebaliknya, sehingga apa yang sering didengung-dengungkan untuk menjaga keajegan Bali bisa terwujud dari hal-hal yang kecil seperti ini.

Bali, 7 Februari 2008

Rabu, 16 Januari 2008

Tahun Baru, antara Bisnis Pariwisata dan Adat Budaya Bali


Tahun Baru 2008 baru saja kita mulai, segala harapan, cita-cita, dan angan-angan yang belum bisa kita wujudkan pada tahun sebelumnya bisa menjadi terwujud ditahun ini. Segala perayaan pelepasan hari terakhir di bulan Desember biasa dan merupakan suatu menu wajib di Bali yang dikenal sebagai daerah destinasi utama pariwisata di Indonesia.

Dari pesta sederhana bersama keluarga dirumah, bersama tetangga, teman-teman dekat (pacar atau apalah istilahnya) ataupun bersama geng senasib sampai pesta di Hotel-hotel, Restaurant, Bar-Bar, Kafe-kafe ataupun tempat hiburan lainnya, akan selalu bernuansa modern atau barat seperti minum-minum dari yang ringan sampai yang mengandung alkohol sesuai dengan asal usul perayaan tahun baru yang memang dibawa oleh pengaruh orang-orang barat.

Pariwisata memang berdampak pada kemajuan yang terjadi di masyarakat Bali akan tetapi pariwisata juga membawa perubahan beberapa sikap dan prilaku orang-orang Bali. Perayaan Tahun Baru merupakan salah satu contohnya. Apabila kita telusuri, Bali yang sangat kental dengan adat yang bernafaskan agama Hindu yang unik dan tiada duanya di dunia yang sangat berbeda dari asal agama Hindu tersebut yaitu India. Hari Raya agama Hindu di Bali sangat berbeda dengan hari raya agama Hindu di India, seperti perayaan Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi, Nyepi dan lain-lainnya. Perayaan hari besar agama Hindu di Bali bersumber dari lontar-lontar tapi tidak keluar dari kitab suci Weda, dan perayaan tersebut juga disesuaikan dengan adat dan istiadat yang berlaku di setiap daerah di Bali. Sehingga kita akan menemui kesulitan untuk menyeragamkan perayaan hari besar agama Hindu di Bali apalagi dengan perayaan hari besar agama Hindu di India sebagai asalnya.

Kembali pada perayaan pergantian tahun masehi, sebenarnya di Bali sudah ada perayaan pergantian tahun yaitu tahun Caka yang sering disebut Hari Raya Nyepi. Pada malam pergantian tahun juga dimeriahkan dengan upacara Nyomiang Bhuta Kala yaitu upacara dimana para Bhuta Kala yang biasanya mempengaruhi segala pikiran manusia untuk berbuat yang tidak baik dibuat tenang agar tidak mengganggu jalannya Hari Raya Nyepi keesokkan harinya. Pada malam hari tersebut yang disebut dengan malam pengerupukan di setiap daerah di Bali sering dibarengi dengan adanya pawai Ogoh-ogoh yang merupakan wujud kreatifitas seni anak muda di Bali. Kegiatan ini mulai populer sekitar tahun 1980-an, dan dilestarikan hingga kini. Keesokan harinya mulai pukul 05.00 pagi masyarakat hindu di Bali mulai melakukan Tapa Brata Penyepian; yaitu dengan tidak keluar rumah, bekerja, bepergian, bersenang-senang, menyalakan api/lampu, mereka hanya diam dirumah berkumpul bersama keluarga.

Saat Nyepi merupakan hari dimana para keluarga di Bali bisa bertemu keluarga selama sehari penuh tanpa disibukan dengan kegiatan lainnya. Akan tetapi kemajuan dunia perekonomian dan pariwisata berimbas pada mulai surutnya perayaan Nyepi sebagai acara kumpul bersama keluarga sehari penuh. Bagi mereka yang bekerja sebagai karyawan Hotel apalagi dengan manajemen luar atau asing maka kadangkala mereka diharuskan shift atau tugas kerja sehari penuh di Hotel. Kalau ditelusuri hal tersebut sangat bertentangan dengan hakekat atau makna Nyepi dimana umat Hindu di Bali dilarang melakukan pekerjaan, akan tetapi tuntutan ekonomi menjadi kendalanya. Mereka bagaikan makan buah simalakama. Hal-hal tersebut merupakan PR besar bagi mereka yang memegang keputusan. Saya umpamakan hal tersebut menimpa umat selain Hindu, saya berkeyakinan akan terjadi protes keras dari perkumpulan seumat mereka, akan tetapi masyarakat Hindu di Bali tidak akan melakukan hal tersebut.

Disini dapat kita lihat betapa sangat tolerannya umat Hindu di Bali, disatu sisi perayaan Tahun Baru Masehi yang sangat jauh dari akar adat dan budaya umat Hindu di Bali masih bisa diterima dengan baik, sedangkan disisi lainnya perayaan Tahun Baru Caka/ Hari Raya Nyepi belum diterima sebagai hal yang wajib dipatuhi bagi umat Hindu yang mencari nafkah di dunia Pariwisata oleh para pemilik bisnis pariwisata khususnya yang bergerak dibidang usaha perhotelan.

Bali, 19 Januari 2008

Sabtu, 12 Januari 2008

Sanur Tempat Tak Terlupakan

Sanur, 11 Nopember 1973 saya terlahir dari Ibu yang berasal dari desa Lembeng Sukawati - Gianyar yang pada masa bajangnya merantau untuk mencari nafkah ke Sanur dan akhirnya mendapatkan jodohnya disana.

Bapak berasal dari Sanur asli, anak seorang seniman lukis yang tak satupun karyanya tersisa karena semua dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, pada masa itu (era 60-an) karya lukis tidak seberapa harganya.

Bapak melewati masa remajanya tanpa seorang ayah, karena sudah ditinggal ke alam baka tanpa diketahui dimana mayatnya. Beliau menghidupi ibu dan adik sepupu yang ikut bersamanya, dengan bekerja sebagai pembuat patung janger.

Kembali ke masa kelahiran saya, saya dilahirkan dimana pada saat itu Bapak lagi melamar pekerjaan di Wisma Werdhapura, karena hidup dari membuat patung janger tidak cukup untuk membiayai keluarga dengan 2 orang anak. Ibu bekerja sebagai tukang jahit baju. Saya terlahir tanpa sempat ditungguin sama Bapak.

Setelah kelahiran adik saya pada tahun 1978, kehidupan rumah tangga keluarga saya mulai meningkat. Order jahitan (pasuh) ibu semakin banyak dan sampai mempunyai 4 orang pekerja. Gaji Bapak di Werdhapura semakin meningkat seiring mulainya dunia pariwisata di Bali.

Sanur sudah menjadi satu destinasi wisata terkenal di Bali. Banyak turis terutama yang sudah pensiun senang akan alam Sanur dengan lautnya yang tenang dan Sunrise di pagi hari. Pada tahun-tahun sebelumnya Sanur sudah menjadi tujuan orang asing/ bule, bahkan ada yang sampai menikah dan menetap di Sanur. Le Mayeur adalah salah satu contoh orang asing yang mencintai Sanur, dia menetap dan menikah dengan Ni Polok di kawasan pantai di Sanur.

Berkembangnya turisme di Sanur juga mulai membawa efek negatif selain efek positif dari sektor ekonomi dimana penghasilan penduduk kian bertambah. Pelacuran, hal yang memang sudah ada sejak jaman dulu, semakin marak. Kawasan-kawasan seperti Semawang, Betngandang, Blanjong, dan Tanjung menjadi pusat maraknya dunia prostitusi di Sanur. Nama Sanur bahkan menjadi terkenal sebagai tempat esek-esek ditelinga orang-orang Bali, selain sebelumnya lebih ngetop sebagai sarang Leak.

Leak,
sudah identik dengan Sanur sejak jaman dulu. Hal ini tidak terlepas dari sejarah keberadaan puri Pemecutan. Sanur sebagai daerah pinggiran atau pantai, merupakan daerah yang paling cepat terpengaruh akan kebudayaan luar. Untuk memperkuat pengaruh Puri Pemecutan maka ditempatkanlah seorang perwakilan raja yang sakti. Hal ini diperlukan karena ilmu pedestian atau pengeleakan sangat mudah ditemukan di Sanur sejak dulu. Banyak orang-orang Sanur yang menguasai ilmu tersebut, sehingga diperlukan perwakilan raja yang sangat sakti untuk berkuasa di Sanur.

Pada jaman penjajahan, Sanur menjadi saksi perlawanan rakyat Bali terhadap penjajah Belanda. Perang Puputan Badung bermula dari ditahan dan dirampasnya kapal kompeni di pantai Sanur oleh rakyat Sanur sebagai pelaksanaan Hak Hukum Tawan Karang yang berlaku pada saat itu. Hal tersebut menjadi awal kemarahan Kompeni Belanda dan terjadilah perang puputan yang kemudian dikenal sebagai Puputan Badung. Akibat perang ini, keturunan langsung dari Raja Badung sudah musnah karena mereka membela tanahnya sampai mati.

Bali 12 Januari 2008

Note:
Bajang = Gadis/Remaja
Pasuh = order
Janger = sejenis tarian pergaulan yang wanita disebut Janger, penari pria disebut Kecak
Leak = Ilmu Hitam ala Bali
Desti = sebutan lain dari Leak
Le Mayeur = pelukis terkenal dari Belgia
Ni Polok = Nama istri Le Mayeur dari Denpasar Bali
Hak Hukum Tawan Karang = peraturan raja yang membolehkan daerah yang memiliki area pantai untuk menguasai isi kapal asing yang mendarat tanpa persetujuan kerajaan