Sabtu, 22 Maret 2008

Pilkada Bali yang Shanti, Shanti, Shanti


Bursa calon gubernur Bali sudah kian panas. Lobi-lobi dan manuver-manuver telah dilakukan baik oleh calon itu sendiri maupun team suksesnya masing-masing. Sampai saat ini baru secara resmi ada 3 pasangan calon gubernur dan wakilnya. Beliau-beliau tersebut adalah:
1. Pastika-Puspayoga dari PDIP

2. Budi Suryawan-Suweta dari Golkar & Koalisi

3. Winasa-Alit Putra dari Koalisi Kebangkitan Bali


Masing-masing cagub & cawagub tersebut diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kampanye atau propaganda tentang program-program yang akan mereka jalankan apabila terpilih nanti sudah sangat sering disampaikan baik lewat surat kabar, radio, televisi, baliho, pamflet maupun yang terkini melalui internet.


Kita sebagai masyarakat Bali tidak mempermasalahkan karena itu merupakan kiat-kiat mereka untuk mendapatkan suara dalam Pilkada nanti asalkan kampanye mereka tersebut masih bersifat tidak menimbulkan polemik dan kekisruhan di masyarakat Bali. Kita yakin mereka yang tersebut diatas tidak akan melakukan Black Campaigne karena tokoh-tokoh diatas kita sudah tahu komitmennya terhadap Bali. Mereka tidak akan melakukan perbuatan yang dapat merusak citra Bali yang mereka sangat cintai baik secara nasional maupun internasional.

Kita disini sebagai bagian terkecil dari masyarakat Bali sangat mengharapkan Tokoh-tokoh tersebut diatas mampu mengendalikan massanya apabila mereka tidak menjadi pemenang dalam pilkada nanti.

Siapapun yang nanti akan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, kita berharap mampu menyelesaikan banyak sekali permasalahan yang masih belum terselesaikan selama ini seperti; Penyediaan Lapangan Kerja, Perbaikan Infrastruktur dan Prasarana Umum, Kepedulian terhadap Seni Budaya, Sosial, Pendidikan, Teknologi dan termasuk sektor Olahraga dengan menambah anggaran APBD di bidang-bidang tersebut sehingga bisa lebih maju. Dan yang paling utama adalah penataan sektor pariwisata yang sudah menjadi urat nadi perekonomian masyarakat Bali, sehingga mampu lebih meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali.


Seorang Gubernur Bali kedepannya harus mampu menjadi seorang CEO dengan kemampuan mengelola Bali yang bisa lebih memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya tanpa harus menghilangkan unsur adat, sosial dan seni budaya yang menjadi warisan leluhur dari Masyarakat Bali.


Jadi siapapun yang menjadi pilihan masyarakat Bali nanti, kita berharap unsur Menyame Braya tetap dikedepankan sehingga Pilkada nanti bisa menjadi pilkada yan
g Shanti, Shanti, Shanti.


Bali, 22 Maret 2008

Selasa, 11 Maret 2008

Nyepi yang Sipeng


Nyepi datang lagi, tiap tahun rutinitas perayaan Nyepi selalu dilakukan di Bali. Makin tahun makin baik pelaksanaannya, walaupun masih ada beberapa kekurangan pada saat Ngerupuk maupun pada hari H-nya Nyepi, seperti; perkelahian antar pengarak ogoh-ogoh yang berlatarbelakang dendam lama dibumbui oleh miras, dan juga bentrokan antar banjar. Besar harapan saya Nyepi tahun ini betul-betul sipeng, nggak ada lagi perkelahian atau bentrokan yang melibatkan massa, himbauan saya (kalau didengar) malu-lah sebagai orang Bali yang ramah kalau sampai terjadi lagi perkelahian atau bentrokan masal karena itu bukan sifat orang Bali. Pada saat BOM Bali I, kita tidak terprovokasi untuk menyerang atau bentrok dengan masyarakat dari luar Bali, apalagi dengan saudara sendiri. Ingat slogan Menyame Braya, Saling Asah Saling Asuh dan Tat Twam Asi. Arak Ogoh-ogoh dengan seni dan keramaian serta meriah, No Anarkis & No Drunk, semoga Bali tetap Shanti, Shanti, Shanti………………………..

Hari ini 3 hari setelah Nyepi, kalau tidak salah informasi (info terakhir ternyata ada 1 kejadian di Patemon Seririt, beh sedih juga mendengar itu), selama Nyepi kali ini tidak ada sesuatu yang saya takutkan terjadi. Antisipasi kejadian tahun lalu membuat para aparat dan pihak yang berwenang menjadi siaga dan antisipasi (sedia payung sebelum hujan) dengan lebih berkonsentrasi menjaga keamanan daerah-daerah yang rawan konflik. Tapi saya sangat berharap hal tersebut diakibatkan kesadaran masyarakat Bali sepenuhnya untuk mengamankan perayaan Nyepi. Ini demi kepentingan siapa juga, kalau segala sesuatu berjalan lancar dan aman kan yang mendapat timbal baliknya masyarakat Bali sendiri. Para wisatawan menjadi semakin ramai berkunjung dan pendapatan masyarakat Bali termasuk saya juga semakin lancar...........

Semoga Bali tetap Shanti, Shanti........

Bali, 10 Maret 2008